KARYA ILMIAH
“ETIKA PELAJAR DALAM BERKENDARAAN
DI SMA N 4 KERINCI”
PEMILIHAN PELAJAR PELOPOR KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, BUDAYA DAN PARIWISATA
KABUPATEN KERINCI
2016
DISUSUN OLEH :
MESY DWI PUTRI
SMAN 4 KERINCI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis dalam bidang Lalu
Lintas dengan judul “Etika Remaja Dalam Berkendaraan di Sekolah
menengah Atas Negeri 4 Kerinci”.Walau
banyak halangan dan rintangan, namun akhirnya karya tulis ini dapat
terselesaikan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberi bantuan serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.Baik dukungan moral maupun material. “Tiada gading yang tak retak, tiada
pula yang sempurna”, demikian pula dengan penulisan karya tulis ini yang belum sepenuhnya sempurna.Penulis
berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan etika berlalu
lintas pembaca.
Siulak, 18 mei 2016
Penulis
MESY DWI PUTRI
|
ABSTRAK
“Etika Pelajar Dalam
Berkendaraan di Sekolah
Menengah Atas Negeri
4 Kerinci”
Tingkat kecelakaan lalu lintas
semakin hari semakin meningkat.Hal tersebut terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan kesadaran dalam berkendara bagi masyarakat.Tidak dipungkiri
bahwa kendaraan adalah suatu hal yang sudah wajar dan wajib untuk dimiliki
masyarkat demi memenuhi fasilitas mobilitas yang tinggi. Namun, pada
kenyataannya tidak dibarengi dengan sikap sadar tata tertib lalu lintas
sehingga pengendara bersikap seenaknya tanpa memerdulikan hak pengguna jalan lain.
Data WHO memperkirakan bahwa di
tahun 2020 penyebab terbesar kematian adalah kecelakaan di jalan raya tepat di
bawah penyakit jantung dan depresi. WHO mencatat bahwa 1 juta orang meninggal
dunia tiap tahunnya di seluruh dunia akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya
berusia 25 tahun dan 60 % berusia < 25 tahun yaitu berkisar pada usia
anak-anak dan remaja. Sementara itu jutaan lainnya mengalami luka parah dan
cacat fisik.
Pada umumnya korban lalu lintas di jalan raya mayoritas adalah remaja (anak-anak sekolah dan mahasiswa).
Pada umumnya korban lalu lintas di jalan raya mayoritas adalah remaja (anak-anak sekolah dan mahasiswa).
Para remaja menggunakan sepeda motor lebih bukan pada pemanfaatan
transportasi namunpadalife style
atau trend. Faktor kematangan psikologis sangat berperan penting dalam
mempengaruhi etika remaja berkendara. Usia remaja adalah golden age
(masa keemasan) dimana mereka masih dalam proses pencarian diri yang cenderung
ingin menonjolkan diri mereka dan masa remaja menurut Erickson adalah masa storm and stress, dimana mereka sering berhadapan dengan gejolak perasaan yang labil
dan tingkat depresi yang tinggi, sehingga kontrol emosional nya belum baik dan
sering kali membawa remaja lari dari masalah dan memilih kepada
perilaku-perilaku negatif seperti melampiaskan amarah dengan mengebut di jalan,
berkendara tidak sesuai standar dan tidak memperdulikan hak orang lain di jalan.
PEMERINTAH KABUPATEN
KERINCI
DINAS
PENDIDIKAN
SMA
NEGERI 4 KERINCI
Alamat
: Koto Rendah, Siulak. Telp.(0748) 361156
Website : http://sman4kerinci`sch`id
e-mail : sman4kerinci@yahoo.com Kode
Pos : 37162
LEMBAR PERSETUJUAN
NAMA
: MESY DWI PUTRI
ASAL SEKOLAH : SMAN 4 KERINCI
JUDUL
:”ETIKA
REMAJA DALAM BERKENDARAAN DI
SMAN 4
KERINCI”
Karya ilmiah
ini sudah disetujui oleh guru pembimbing mata pelajaran bahasa indonesia.
AN.KEPALA SEKOLAH
Wakasek Kesiswaan
GUSMANDRI, S.Pd
NIP.
19690819 199903 1 003
|
SIULAK , 18 Mei 2016
Guru Pembimbing
WENNEDI, S.S
NIP.19700812 200801 1
003
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….............................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang………………………………………………...................1
2.
Rumusan Masalah……………………………………..............................3
3.
Tujuan Penelitian………………………………………………...............3
4.
Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB
II KAJIAN DAN TEORI
1.
Tata
tertib berkendaraan............................................................................5
2.
Bentuk-bentuk
pelanggaran…………………………...............................6
3.
Upaya…………………………..…………………………………...........7
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
1. Ruang Lingkup dan Jenis Penelitian..........................................................9
2. Jenis dan Sumber Data...............................................................................9
3. Metode Peneumpulan Data……………………………………………....9
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian……………………….....................11
B. Paparan hasil penelitian…………………………… ..............................11
1.
Etika Pelajar
dalam Berkendaraan di SMAN 4 Kerinci....................11
2.
Faktor-faktor yang Menjadi Rendahnya
Etika Pelajar dalam
Berkendaraan....................................................................................12
3.
Pengawasan
Orang Tua terhadap Anak.............................................13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………..............................14
B. Saran……………………………………………….................................14
DAFTAR PUSTAKA………………………………….......................................16
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT
HIDUP
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak
pengguna jalan yang tidak mematuhi peraturan berlalu lintas dengan baik.
Kebiasaan dan etika dalam berlalu lintas masyarakat sangat buruk dan
memprihatinkan.Tak salah apabila banyak ditemukan kasus kecelakaan akibat
pengguna jalan yang tidak menaati peraturan dan hal tersebut banyak terjadi di
kalangan pelajar/remaja.Remaja sekarang ini belum memahami etika dan aturan
dalam berlalu lintas dengan baik.Dengan faktor psikologis yang kurang stabil
sangat mempengaruhi etika remaja dalam berkendara. Pada masa remaja ini, mereka
lebih mengedepankan sifat individualisme dan egoisme yang tinggi dan terkadang
tidak memerdulikan hak orang lain di jalan. Tingkat pemahaman dan kematangan
psikologis yang kurang matang di usia remaja sangat beresiko besar dan
mempengaruhi hal-hal kecelakaan remaja saat berkendara. Dengan psikologis yang
tidak stabil saat ini mereka sedang berada pada masa pencarian diri mereka
sehingga sering kali mereka menunjukkan sikap ingin menonjolkan diri, semaunya
sendiri, pemahaman yang kurang, dan kurang menghargai orang lain. Tak jarang
apabila remaja ingin menunjukkan diri mereka agar dianggap hebat yaitu dengan
ugal-ugalan, mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, perlengkapan
sepeda motor yang tidak sesuai standar dll. Perilaku inilah yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas di kalangan remaja. Kenyataannya remaja yang
kurang matang dalam pola pikir lebih mengutamakan kepuasan diri sesaat tanpa
berpikir resiko berat yang akan ia terima.
Jumlah pelajar yang mengendarai sepeda motor sudah sangat banyak, mereka beranggapan bahwa mengendarai
sepeda motor ke sekolah sangat efisien, tidak terlambat, lebih irit dan memudahkan
dalam transportasi. Bahkan orang tua mereka pun malahan bangga apabila anak
mereka lebih dulu memiliki motor ketimbang SIM. Namun, yang disayangkan adalah
pemahaman mereka yang kurang pada etika berlalu lintas di jalan, yang mereka
pikirkan adalah cepat sampai ke sekolah sehingga terkadang kurang mematuhi
peraturan lalu lintas dan seenaknya sendiri di jalan tanpa menghormati hak
orang lain dalam berkendara. Selain itu dari perlengkapan berkendara mereka
saja banyak yang tidak sesuai standar dan hal tersebut disebabkan oleh rasa
ingin tampil berbeda, merasa kolot apabila sesuai standar, dan pengaruh
pergaulan yang kurang baik. Dengan mempertimbangkan efisiensi transportasi ke
sekolah apabila menggunakan sepeda motor maka banyak orang tua yang tidak
memberikan kontrol pada anaknya akan bahaya nya berkendara yang tidak sesuai
aturan karena usia dibawah 17 tahun atau perlengkapan berkendara yang tidak sesuai, hal
tersebut sangat disayangkan mengingat keluarga adalah tempat penanaman nilai
moral pertama kali pada perkembangan diri anak dan psikologisnya.
Perilaku menyimpang remaja tersebut yang menyebabkan angka
kecelakaan semakin meningkat tiap tahunnya.Sikap dan perilaku menyimpang
tersebut sangat menghawatirkan karena remaja adalah aset harapan bangsa.
Seperti kata “Jika ingin melihat masa depan sebuah negara maka lihat
pemudanya-pemudinya ” . Kenyataan ini memang tidak dapat disangkal lagi karena
kekayaan sebuah negara bergantung pada remaja itu sendiri.
Remaja amat penting dalam pembangunan negara. Runtuhnya remaja maka akan runtuhlah suatu negara. Dengan dasar itu pula, kami ingin mengetahui dan menemukan solusi dalam memecahkan permasalahan tersebut dengan mengangkat tema penelitian “Etika Pelajar(Remaja) Dalam Berkendaraan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kerinci”.
Remaja amat penting dalam pembangunan negara. Runtuhnya remaja maka akan runtuhlah suatu negara. Dengan dasar itu pula, kami ingin mengetahui dan menemukan solusi dalam memecahkan permasalahan tersebut dengan mengangkat tema penelitian “Etika Pelajar(Remaja) Dalam Berkendaraan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kerinci”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana etika pelajar dalam
berkendaraan?
b. Faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan kurangnya etika pelajar dalam
berkendaraan?
c. Bagaimana pengawasan orang tua dalam
memberikan kendaraan pada
anaknya?
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui etika pelajar dalam berkendaraan.
2.
Untuk
mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya etika pelajar dalam berkendaraan
3.
Untuk mengetahui pengawasan orang tua
dalam memberikan kendaraan pada anaknya.
4.Manfaat Penelitian
Temuan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat terutama para pelajar atau remaja dalam meningkatkan dan
memelihara ketertiban dalam berlalu lintas, serta untuk menciptakan kader-kader
penerus bangsa yang taat peraturan dan berwawasan kebangsaan.Dengan demikian
dapat melestarikan tata tertib dan keselamatan berlalu lintas dengan baik.
BAB II
KAJIAN DAN TEORI
KAJIAN DAN TEORI
1.
Tata Tertib dalam Berkendara
Aturan
lalu lintas sendiri sebenarnya tidak hanya berwujud larangan tetapi juga
berbentuk perintah, dilarang belok, dilarang parkir, dilarang menyalip atau
dilarang berputar.Peraturan tersebut sebenarnya banyak sekali bisa berbentuk
perintah, petunjuk, dan pemberitahuan karena wujud dari peraturan sebenarnya
ada banyak sekali.
Permasalahan
disini adalah karena kurangnya kesadaran dari masyarakat terutama pelajar.Bentuk dari kurangnya kesadaran itu
adalah pelanggaran.
Banyak peraturan dan hukum yang telah menetapkan tetapi pelajar yang bersikap tak acuh nekat melanggar begitu saja atau sudah tahu tetapi tetap melanggar. Banyak kejadian kecelakaan yang disebabkan karena perilaku pelajar yang seenaknya sendiri berkendara tanpa mengindahkan tata tertib. Kecelakaan lalu lintas sering kali disebabkan karena pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri.Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat khusunya pelajar melanggar lalu lintas dan tidak ada kesadaran yang ditunjang dengan pengetahuan yang luas tentang tata tertib lalu lintas.
Banyak peraturan dan hukum yang telah menetapkan tetapi pelajar yang bersikap tak acuh nekat melanggar begitu saja atau sudah tahu tetapi tetap melanggar. Banyak kejadian kecelakaan yang disebabkan karena perilaku pelajar yang seenaknya sendiri berkendara tanpa mengindahkan tata tertib. Kecelakaan lalu lintas sering kali disebabkan karena pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri.Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat khusunya pelajar melanggar lalu lintas dan tidak ada kesadaran yang ditunjang dengan pengetahuan yang luas tentang tata tertib lalu lintas.
Anak-anak remaja banyak yang
mengganggap apabila berkendara dengan mematuhi tata tertib lalu lintas dianggap
kolot padahal sebenarnya mereka tidak berpikir luas dan kedepan akan bahaya dan
dampak yang akan dialami apabila melanggar lalu lintas. Karena, sejatinya
peraturan dibuat untuk ditaati bukan dilanggar.Namun, paradigma masyarakat yang
salah kaprah memutar balikkan slogan sehingga menjadi doktrin dan kemudian
membudidaya menjadi watak yang sulit untuk dirubah, yaitu “Aturan dibuat untuk
dilanggar”.Paradigma dan pemikiran masyarakat sudah sangat salah kaprah, mereka
menganggap bahwa peraturan tidak penting untuk ditaati.Selain itu, lemahnya
hukum dan ketidak bijaksanaan aparat pemerintah sendiri yang membuat masyarakat
melanggar peraturan yang sudah ditegakkan.Banyak
masyarakat percaya bahwa aparat polisi bisa disuap dll.Karena, ketidak bijaksanaan
polisi sendiri seakan pemerintah membuat aturan dan itu dijadikan lahan
keuangan bagi oknum-oknum nakal.Saat kepercayaan masyarakat pada aparat
pemerintah telah pudar, maka pelanggaran tata tertib mulai merajalela.Banyak
remaja berkendara nekat melanggar peraturan tata tertib berkendara karena hal
tersebut. Sehingga, dalam melestarikan tata
tertib berkendara diperlukan kerjasama antara semua pihak demi terwujudnya
budaya tertib berlalu lintas.
2.Bentuk-bentuk pelanggaran
1.
Mengebut di jalan
2. Tidak
memiliki SIM, STNK, STUJ (surat tanda uji kendaraan)
3. Tidak
mengenakan sarana prasaran yang lengkap
4. Memodifikasi
motor yang tidak sesuai standar
5. Melanggar
marka jalan
6. Melanggar rambu-rambu lalu lintas
7. Tidak
menyalakan lampu sein, riting, lampu hazard
8. Pelanggaran
terhadap ketentuan dan muatan yang diijinkan
9. Berkendara
dalam keadaan mabuk, telpon, sms dan berbicara
10. Belum terampil dalam berkendara (frekuensi tertinggi adalah 0-18 bulan
setelah kepemilikan SIM)
11. Mengebut di jalan raya (yang dilakukan oleh 38% remaja laki-laki dan 25%
remaja perempuan)
12. Menumpang pada teman sebaya (nebeng)
13. Menyetir pada malam hari (pada Pk. 21.00-Pk. 06.00)
14. Menyetir dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan
15. Kondisi kendaraan yang tidak baik (sabuk pengaman yang tidak memadai atau
mobil lama/old car)
16. Menggunakan telepon seluler pada saat menyetir (memiliki risiko 4x untuk
terjadi kecelakaan).
3. Upaya
Bagi pihak pemerintah, diharapkan
secara tegas menindak lanjuti terhadap para remaja yang melanggar ketertiban
lalu lintas. Pihak polri harus tegas dengan tidak
menerbitkan SIM sebelum usia 17 tahun, karena hal tersebut sangat beresiko
tinggi serta harus di tindak lanjut tegas bagi para pelajar yang melanggar tata tertib.
Diharapakan Dinas Perhubungan akan
sering memberikan penyuluhan dan acara seminar serta pemilihan pelajar Pelopor
keselamatan berlalu lintas demi melestarikan budaya tertib lalu lintas dan juga
senantiasa menyediakan fasilitas bagi pengguna jalan yang memadai.
Pihak polri, dishub juga diharapkan
berkerja sama dengan Diknas untuk memberikan kurikulum Safety Riding
sebagai pembelajaran sejak dini tentang tertib berlalu lintas.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang
Lingkup dan Jenis Penelitian
Penelitian
yang berjudul “Etika Pelajar
Dalam Berkendaraan di
SMAN 4 kerinci” ini dilakukan pada tanggal 16-18 Mei 2016 di sepanjang jalan menuju Sekolah dan area parkir Sekolah
SMAN 4 Kerinci.Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif yaitu penelitian
yang membahas apa adanya atau menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan.
B. Jenis
dan Sumber Data
1.Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari informan atau
kenyataan-kenyataan yang berkembang di lapangan. Dalam penelitian ini, data
primer didapatkan dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan
informan.
b. Data
Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam penelitian berbentuk catatan-catatan
dan dokumen-dokumen penting.
2.
Sumber Data
Adapun yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah beberapa orang siswa dan orang
tua siswa yang dianggap berkompeten menjawab pertanyaan penelitian.
C. Metode Pengumpulan
Data
1.
Observasi Lapangan
Observasi langsung dilakukan dengan cara
mengunjungi jalan menuju sekolah dan area parkir di sekolah.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan
pengumpulan foto-foto hasil pengamatan di sepanjang jalan menuju
sekolah dan area parker SMAN
4 KERINCI.
3.Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara
dua orang atau lebih dengan maksud untuk menggali informasi baik berupa fakta
atau pendapat seseorang untuk tujuan tertentu.
4.Library Research
Kajian pustaka yang dilakukan adalah
mengambil data dari buku-buku terkait mengenai remaja dan lalu lintas serta
mengunjungi website-website penyedia informasi mengenai lalu lintas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Objek penelitian
Objek penelitian ini dilakukan di
halaman atau area parkir Sekolah Menengah Atas Negeri 4 kerinci yang terletak
di Desa Koto rendah, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci
B.Paparan Hasil
Penelitian dan Pembahasan
1. Etika Pelajar dalam Berkendaraan di
SMAN 4 Kerinci
Untuk
mengetahui etika pelajar dalam berkendaraan di SMAN 4 Kerinci, maka peneliti
melakukan penelitian dengan wawancara terhadap beberapa orang siswa. Hasil wawancara
tersebut
penulis
menyatakan bahwa etika pelajar
dalam berkendaraan
masih banyak yang didapati melanggar dan mereka menyatakan bahwa di sekolah
mereka hampir seluruh anak belum mendapatkan SIM tetapi sudah mengendarai motor
ke sekolah dan juga ada 40 anak yang motor mereka tidak sesuai standar. Dan hampir
seluruh anak tidak memakai helm dan kaca spion pada kendaraan karena alasan
sekolah dekat.
Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan ternyata sebagian pelajar di
SMAN 4 kerinci
banyak yang melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan
kerugian pada dirinya sendiri maupun orang lain. Pelanggaran-pelanggaran
tersebut antara lain; tidak memiliki SIM, tidak memakai helm SNI, motor di
modifikasi, nomor polisi tidak asli, tidak memakai helm, melanggar marka jalan,
tidak menyalakan lampu, tidak menyalakan riting saat mau membelok, menyalip
dari sebelah kiri, telepon saat berkendara, ugal-ugalan di jalan, menerobos
lampu merah. Hal-hal seperti itu sangat merugikan
bagi pengendara lain dan memicu adanya kecelakaan lalu lintas.
Tabel
1.1.
NO
|
JENIS
PELANGGAARAN
|
JUMLAH (
)
|
KET
|
1
|
Tidak memakai helm
|
|
|
2
|
Tidak memakai spion
|
|
|
3
|
Berkendara lebih dari 2 orang
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
6
|
|
|
|
Sumber data:
hasil observasi langsung ke lapangan
2.Faktor-faktor
yang Menjadi Rendahnya Etika Pelajar dalam Berkendaraan
Faktor-faktor
penyebab rendahnya etika dan tata tertib berlalu lintas oleh pelajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor interen dan eksteren.Faktor
eksteren antara sosial budaya, sosial ekonomi dan pendidikan serta
wawasan.Sedangkan, faktor interen antara lain psikologis, motivasi, kesadaran,
paradigma dll.
Dari
beberapa faktor tersebut, faktor yang sering menjadi penyebab utama pelanggaran
etika tata tertib berlalu lintas bagi remaja adalah faktor psikologis. Faktor
psikologis sangat mempengaruhi etika remaja dalam berkendara, bagaimana sopan
santun dia di jalan, moral dan kepatuhan dia pada tata tertib serta rasa
respect kepada penggunan jalan lain akan tercermin saat dia berkendara.
Psikologi dalam diri remaja tidaklah stabil, sehingga sangat sulit
mengendalikan diri mereka ketika di jalan. Masa remaja, mereka sangat ingin
dilihat, dikenal dan menonjolkan diri, mereka merasa bangga dengan mengebut
dijalan, memodifikasi kendaraan yang membahayakan karena tidak sesuai standar,
dan emosi jiwa yang kadang tidak baik sehingga mereka melampiaskannya dengan
ugal-ugalan di jalan, karena ada rasa puas setelah mereka bisa melakukan hal
tersebut.
Disamping
itu, mereka hanya bisa mengendarai motor tetapi tidak mengendarai motor yang
baik dan sopan.
Yogadhita Gde perwakilan dari Badan Kesehatan Dunia
alias WHO mencatat ada sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang
meninggal di jalan raya. Dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan
remaja setiap harinya. Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian
anak-anak di dunia dengan rentang usia 10-24 tahun. “Tingkat fatalistik anak
remaja menempati posisi kedua dalam usia kecelakaan.
3. Pengawasan Orang Tua Terhadap Anak
Pengawasan orang tua terhadap anak
berkendaraan yang dalam hal ini sebagai pelajar di SMAN 4 Kerinci sangat lah
rendah, hal tersebut terlihat dari hasil wawancara yang penulis lakukan
terhadap beberapa orang tua pelajar dimana orang tua tersebut mengatakan bahwa
mereka tidak pernah menanyakan kepada anak tentang kendaraan yang telah di
berikan kepada anak dan juga mereka percaya begitu saja terhadap kendaraan yang
diberikan kepada anak kesekolah, tanpa memikirkan resiko yang akan di hadapi
anak bila mengendarai sebuah kendaraan. Dan salah seorang siswa menjelaskan
bahwa Dimana masa remaja mereka masih
sangat ingin mengespresikan diri mereka terhadap hal-hal baru tanpa ada
pengarahan khusus dan pemahan yang mendasar dari orang
tua.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Sebagian
besar etika pelajar dalam berkendaraan di SMAN 4 Kerinci masih kurang. Hal
tersebut terlihat dari adanya pelajar yang mengemudi lebih dari dua orang, memodifikasi motor yang
tidak sesuai standar, tidak memakai kelengkapan berkendara seperti helm
dan kaca spion dan kendaraan yang tidak memiliki kelengkapan surat.
2.Faktor-faktor
yang menjadi rendahnya etika pelajar dalam berkendaraan adalah Faktor eksteren antara sosial
budaya, sosial ekonomi dan pendidikan serta wawasan.Sedangkan, faktor interen
antara lain psikologis, motivasi, kesadaran, paradigma,kurangnya
pengawasan orang tua dan pengaruh pergaulan teman sebaya.
3. Pengawasan orang tua terhadap anak dalam berkendaraan
masih rendah
B.Saran
1. Perlunya
penanaman etika berlalu lintas atau pendidikan berlalu lintas sejak
dini, karena
daya rekam anak masih tinggi dan peka serta anak – anak itu
memiliki
potensi yang luar biasa.
2. Perlunya Penegakan hukum di jalan yaitu dengan cara mengadakan operasi
SIM, perlengkapan kendaraan dan helm. Penegakan hokum harus
tegas untuk
mambuat pelanggar jera.Penegakan hukum sesuai Undang-Undang
No. 22
Tahun 2009.Berikut ini beberpa
contoh aturan yang tertera pada Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009.
3. Pemerintah
membuat undang undang baru tentang apabila kedapatan remaja yang mengemudi Maka,bukan remaja itu yang harus di
hukum melainkan orang tua nya.karena,
sesuai dengan pasal 28 B ayat 2 UUD NEGARA 1945 “Sesuai dengan pasal tersebut
agar menegakkan keadilan maka kami mengusulkan UU tentang orang tua yang harus
dihukum apabila terdapat
anak yang mengendarai kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
http://spjchild.blogspot.com/2012/05/pelanggaran-lalulintas-karya-ilmiah.html
http://www.merdeka.com/otomotif/remaja-putri-berkendara-lebih-berbahaya-daripada-pria.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/03/09274437/Perilaku.Kekerasan.dan.Kesehatan.Tidur.Remaja
http://www.merdeka.com/otomotif/remaja-putri-berkendara-lebih-berbahaya-daripada-pria.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/03/09274437/Perilaku.Kekerasan.dan.Kesehatan.Tidur.Remaja
http://id.prmob.net/sekolah-mengemudi/driver-pendidikan/jalankan-dipukul-di-1798874.htmlhttp://kuncoromm.blogdetik.com/2012/05/10/emosional-remaja-membuat-bahaya-saat-berkendara/
Lampiran-lampiran
Area parkir SMAN 4 Kerinci,dimana banyak kendaraan yang
tidak lengkap dengan atribut seperti spion.
Kendaraan-kendaraan yang tidak menggunakan nomor polisi
(BH) dan spion.
FOTO
|
RIWAYAT HIDUP
NAMA :
MESY DWI PUTRI
NISN :
JURUSAN :
IPA
TEMPAT/TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA :
ISLAM
ALAMAT :
SIULAK PANJANG, KEC.SIULAK,
KAB.KERINCI, PROV,JAMBI
PENDIDIKAN :
NO
|
JENJANG
PENDIDIKAN
|
TEMPAT
|
TAHUN
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Siulak,18 juni 2016
Penulis
MESY DWI
PUTRI
|